PENGENALAN ALAT- ALAT PENGENDALIAN GULMA
(Laporan Praktikum Dasar-dasar Perlindungan Tanaman)
Oleh:
Cherli Medika
1214131021
JURUSAN AGRIBISNIS
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
2013
I. METODELOGI PERCOBAAN
1.1 Alat dan Bahan
Alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum adalah knapsack sprayer dan alat mekanik seperti cangkul, koret, landak dan sabit.
1.2 Cara Kerja
Cara kerja dari percobaan ini adalah :
- Gambarkan secara utuh dan berikan nama bagian-bagian alatsemprot yang anda amati.
- Tuliskan cara kerjanya
II. HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN
2.1 Hasil Pengamatan
No
|
Gambar
|
Bagian
|
1
|
Knapsack sprayer
|
- Tangki
- Pompa
- Pengabut (unit selang dan pelengkap nosel)
|
2
|
Knapsack sprayer
|
- Tangki
- Pompa
- Pengabut (unit selang dan pelengkap nosel)
|
3
|
Knapsack sprayer
|
- Tangki
- Pompa
- Pengabut (unit selang dan pelengkap nosel)
|
4
|
Knapsack sprayer
|
- Tangki
- Pompa
- Pengabut (unit selang dan pelengkap nosel)
|
2.2 Pembahasan
Dalam pengendalian gulma tidak ada keharusan untuk membunuh seluruh gulma, melainkan cukup menekan pertumbuhan dan atau mengurangi populasinya sampai pada tingkat dimana penurunan produksi yang terjadi tidak berarti atau keuntungan yang diperoleh gulma sedapat mungkin seimbang dengan usaha ataupun biaya yang dikeluarkan. Dengan kata lain pengendalian bertujuan hanya menekan populasi gulma sampai tingkat populasi yang tidak merugikan secara ekonomik atau tidak melampaui ambang ekonomik, sehingga sama sekali tidak bertujuan menekan populasi gulma sampai nol.
1. Fungsi Sprayer
Menurut Bronson dan Anderson dalam Smith (1990), fungsi utama dari suatu sprayer adalah
memecah cairan menjadi tetes-tetes dengan ukuran yang efektif untuk didistribusikan secara merata di atas permukaan atau ruang yang harus dilindungi. Fungsi lain adalah mengatur banyaknya pestisida untuk menghindarkan pemberian yang berlebihan yang terbukti bersifat merusak atau merupakan pemborosan. Sedangkan tujuan utama dari penyemprotan obat anti hama dengan menggunakan sprayer adalah untuk melindungi tanaman dari jasad pengganggu dalam batas-
batas yang menguntungkan petani (Daywin et al1992).
1. Klasifikasi Sprayer
Tenaga yang digunakan untuk menggerakkan pompa pada sprayer bisa berasal dari tenaga
manusia sebagai operator, motor bakar bensin, ataupun putaran dari PTO suatu traktor. Menurut
Smith (1990), sprayer dibedakan menjadi dua kelompok berdasarkan tenaga penggeraknya, yaitu:
a. Sprayer dengan penggerak tangan (hand operated sprayer), yang terdiri atas:
1) Hand sprayer, yaitu sprayer yang berukuran kecil dan khusus untuk keperluan di lapangan rumah, taman dan penyemprotan ringan lainnya.
2) Sprayer otomatis: yaitu sprayer dengan tekanan tinggi dimana tekanan diberikan atau dibentuk melalui pemompaan sebelum penyemprotan dilakukan. Sprayer ini disebut juga comprassed air sprayer dengan tekanan dalam tangki sekitar 140–200 psi atau 10 –14 kg/cm2
3) Sprayer semi otomatis, yaitu sprayer yang bentuk fisiknya menyerupai sprayer otomatis tetapi tidak memerlukan tekanan tinggi. Pembentukan tekanan melalui pemompaan yang diberikan sebelum dan selama penyemprotan berlangsung.
4) Jenis-jenis lainnya seperti bucket sprayer, barrel sprayer, cheel barrow sprayer, slide pump sprayer. Pada tipe-tipe ini tangki dan pompa tidak tersusun dalam satu unit, melainkan saling terpisah.
b. Sprayer bermotor (power sprayer): menggunakan sumber tenaga penggerak dari motor bakar atau motor listrik atau PTO traktor. Ada beberapa tipe dari power sprayer yaitu hydraulic sprayer sprayer, hydraulic-pneumatic sprayer: blower sprayer: aerosol generator. Menurut Barus(2003)sprayerdibagimenjadi tiga jenis yaitu hand atauknapsack sprayer,motor sprayer dan CDA sprayer. Controlled Droplet Application (CDA) sprayer merupakan sprayer yang tidak menggunakan tekanan udara untuk menyebarkan larutan herbisida ke arah gulma sasaran, melainkan berdasarkan gaya gravitasi dan putaran piringan. Putaran piring digerakkan oleh dynamo. dengan sumber tenaga baterai 12 volt. Putaran piringan sekitar 2000 rpm dan butiran yang keluar berbentuk seragam dengan ukuran 250 mikron. Ukuran butiran 250 mikron merupakan ukuran butiran yang optimal untuk membasahi permukaan gulma dan meresap ke dalam jaringan gulma. Menurut Barus(2003).
hand sprayer atau alat semprot punggung merupakan sprayer yang paling banyak digunakan di perkebunan. Prinsip kerjanya, larutan dikeluarkan dari tangki akibat adanya tekanan udara melalui tenaga pompa yang dihasilkan oleh gerakan tangan penyemprot, pada waktu gagang pompa digerakkan, larutan keluar dari tangki menuju tabung udara sehingga tekanan di dalam tabung meningkat. Keadaan ini menyebabkan larutan herbisida dipaksa keluar melalui klep dan selanjutnya diarahkan oleh nosel ke gulma sasaran. Pada penggunaan handsprayer, tekanan udara yang dihasilkan harus diusahakan agar tetap konstan, tekanan pompa yang tidak konstan mengakibatkan butiran-butiran herbisida tidak seragam dari waktu ke waktu. Dari seluruh butiran yang dihasilkan, sekitar 80% berukuran 100 mikron. Hal ini menyebabkan terjadinya drift karena butiran yang kecil dan halus mudah terbawa oleh hembusan angin. MenurutHardjosentono dkk (2000) ada dua jenis alat penyemprot tangan/penyemprot gendong (hand sprayer) yang lebih dikenal di Indonesia yaitu penyemprot semi otomatis dan penyemprot otomatis.
Perbedaan kedua penyemprot tersebut terletak pada sistempemompaan. Penyemprot semi otomatis menggunakan tipe pompa cairan (pompa isap), dalam pengoperasiannya pemompaan tambahan diperlukan terus-menerus selama pekerjaan penyemprotan berlangsung agar diperoleh kondisi semprotan yang konstan. Penyemprot otomatis menggunakan tipe pompa angin, dalam pengoperasi
annya memerlukan sejumlah pemompaan untuk memasukkan angin (udara) sehingga terdapat cukup tekanan udara untuk menyemprotkan habis seluruh cairan yangada di dalamtangki, tanpa pemompaan ulang.
Komponen Utama Sprayer
Berdasarkan Hardjosentono dkk (2000), penyemprot tipe gendong terdiri atas 3 (tiga) bagian utama, yaitu tangki, pompa dan bagian pengabut.
a. Bagian tangki (reservoir)
Tangki pada sprayer merupakan tempat atau wadah untuk menyimpan cairan yang akan disemprotkan. Adapun bahan yang biasa digunakan untuk membuat tangki adalah bahan plastik dan bahan logam. Bahan dari plastik memiliki keunggulan terutama dari segi dimensi yang lebih ringan dibandingkan bahan dari logam. Akan tetapi bahan dari logam memiliki keunggulan dalam penggunaannya, contohnya adalah kemudahan pada saat membersihkan tangki dari sisa-sisa
bahan semprot (Smith dan Wilkes1990). Ukuran tangki berbeda-beda sesuai dengan kebutuhan, untuk hand sprayer kapasitas yang digunakan biasanya berkisar 10 sampai 17 liter. Hal ini disesuaikan dengan kemampuan operator untuk menggendongnya, selain itu hand sprayer hanyam diperuntukkan bagi tugas penyemprotan ringan dengan areal yang tidak terlalu luas. Sedangkan untuk penyemprotan bahan yang lebih luas digunakan boom sprayer yang dipasang pada traktor dengan tangki berkapasitas sampai 500 galon atau 1892 liter (Smith dan Wilkes1990). Menurut Hardjosentono dkk (2000), ada 2 macam bentuk tangki yang sangat popular, yaitu:
1) Bentuk bulat panjang atau silinder.
Penyemprot otomatis menggunakan tangki berbentuk silinder.
2) Bentuk pipih (penampang melintang), berbentuk elips, dan bagian belakang disesuaikan dengan lekuk punggung.Pelengkap tambahan lainnya adalah manometer, komponen ini berfungsi sebagai penunjuk tekanan. Menurut Smith dan Wilkes (1990), manometer merupakan komponen pengukuran tekanan yang telah dikalibrasi dengan cermat dalam kisaran tekanan pompa, disediakan pada saluran pengeluaran untuk memandu operator dalam pengaturan tekanan untuk setiap pekerjaan dalam penyemprotan. Dengan demikian operator dapat menyesuaikan tekanan yang dibutuhkan untuk menghasilkan ukuran diameter dan pola butiran semprot yang diinginkan. Bila operator menginginkan butiran yang halus, maka tekanan yang digunakan harus cukup kuat. Pada hand sprayer SWAN tipe A-14kisaran tekanan pada 13 manometer adalah 0 sampai 10 kg/cm2, sedangkan tekanan yang dianjurkan oleh pihak produsen berkisar dari 4 sampai 6 kg/cm2 dan kisaran 6 sampai 10 kg/cm2 merupakan ambang maksimum tekanan yang diperbolehkan.Sehingga di manometer yangada pada sprayer, kisaran tekanan 6 sampai 10 kg/cm2 diberi warna merah.
b. Bagian Pompa (unit pompa)
Unit pompa merupakan komponen yang terpenting dari penyemprot tipe gendong karena dari konstruksinya dapat mengetahui mengenai perbedaan tipe pompa, cara kerja dan perbedaan bentuk alat penyemprot secara keseluruhannya. Pompa inilah yang dapat menghasilkan tekanan udara di dalam pipa komponen pemompa.Selanjutnya tekanan udara tersebut mendorong cairan pada tangki yang berisi larutan pestisida sehingga akan terdorong dengan cairan yang mengalir ke dalam pipa pengeluaran dan selanjutnya akan tersemprot keluar melalui nosel. Dekat atau jauhnya pancaran larutan nosel tersebut sangat tergantung pada besarnya tekanan pompa. Semakin kuat tekanan pompa maka pancaran larutan dari nosel akan jauh dan sebaliknya semakin lemah tekanan pompa maka pancaran larutan dari nosel akan dekat.Ada dua tipe pompa penyemprot gendong yang paling umum, yaitu tipe pompa angin atau pompa torakdan tipe pompa isap (tekan).
Tipe pompa isap digunakan pada hand sprayertipe semi otomatis, sedangkan tipe pompa torak digunakan pada hand sprayer tipe otomatis (Hardjosentono2000).Kampas (torak) merupakan salah satu komponen yang paling penting pada tipe pompa torak, torak berfungsi untuk menekan angin/udara di dalam tabung pompa. Smith dan Wilkes (1990) menyatakanpompa torak
telah menjadi standar dalam industri penyemprotan selama bertahun-tahun karena penampilannyam yang sangat baik dalam pemompaan hampir setiap bahan semprotan, termasuk bentuk pestisida serbuk yang dapat dibasahkan. Pompa tipe torakbiasanya dipergunakan dalam kisaran keluaran kurang dari 2 –8 galon per menit (7.6 –50.3 liter per menit) dengan tekanan mencapai kisaran 400 psi (27.6 kg/cm2) atau lebih.Menurut Hardjosentono (2000), kampas (torak) pompa angin ada 2 macam yaitu torak bentuk mangkuk yang terbuat dari kulit(lihat gambar 2a) dan torak bentuk paking yang terbuat dari karet.
c. Bagian Pengabut (Unit Selang dan Pelengkap nosel)
Hardjosentono (2000) menyatakan unit komponen pengabut terdiri atas tigabagian penting antara lain selang, laras penyembur dan kepala penyemprot.
1) Selang
Panjang selang penyembur rata-rata 1 meter. Salah satu ujung diberi mur penguat yang ditautkan pada pipa (keran utama) tangki, sedangkan ujung lainnya terpaut pada pegangan (handle) lengkap dengan keran semprot. Selang dibuat sedemikian rupa sehingga tahan terhadap tekanan dan lekukannya tidak mengakibatkan selang melipat. Untuk mengatasi masalah tersebut, bagian dalam keran diberi lapis (kain) atau kawat spiral baja yang halus.
2) Laras Penyembur
Panjang laras penyembur rata-rata 45-50 cm. Laras penyemprot terbuat dari logam campuran.3) Kepala Penyemprot (nosel) Nosel penyemprot merupakan komponen terpenting yang berfungsi untuk memecah cairan semprotan menjadi tetes-tetes dengan ukuran yang diinginkan dan memancarkannya ke permukaan yang harus disemprot (Smith dan Wilkes, 1990).Bentuk kepala penyemprot ada bermacam ragam, tetapi hanya beberapa saja yang umum terdapat pada hand sprayer, antara lain:
a) Jenis tunggal, terdapat dalam bentuk I dan L
b) Jenis ganda, terdapat dalam bentuk U, T dan O
2. Alat dan Mesin Pengendalian Secara Mekanis
Menurut Smith dan Wilkes (1990) alat yang pertama yang digunakan untuk pengendalian gulma adalah cangkul. Di zaman dulu, hampir kebanyakan tanaman ditanam dengan cara disebar, dan cangkul merupakan satu-satunya alat yang dapat digunakan untuk membasmi gulma di antara tanaman. Hal ini diperkuat oleh Sukman (2002) yang menyatakan bahwa meskipun cangkul merupakan alat pengolah tanah tetapi dapat juga digunakan untuk pengendalian gulma terutama untuk pertanian di lahan kering, meskipun tidak keseluruhan akar gulma terpotong. Selain cangkul, alat sederhana lain yang digunakan untuk mengendalikan gulma secara mekanis adalah sabit, garpu, kored, lalandak dan garu dengan hewan penggerak. Alat pemotong berupa parang atau sabit/celurit biasanya hanya memotong bagian atas saja sehingga untuk pertanaman semusim kurang dianjurkan dan pemotongan biasa dilakukan untuk mengurangi pertumbuhan semak belukar. Sedangkan lalandak alat pengendali gulma pada tanah sawah dan untuk mendapatkan hasil yang lebih baik biasanya penggunaan lalandak disertai dengan pencabutan (Sukman 2002).
DAFTAR PUSTAKA
Anonim, 2012. http:// blogspot.teknik pengendalian gulma secara kimiawi. Diakses pada tanggal 16 desember 2013
Anonim. http://repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/51169/F11ama_ BAB II Tinjauan Pustaka.pdf?sequence=6. diakses pada tanggal 16 desember 2013
IV. PENUTUP
KESIMPULAN
Dari pembuatan paper ini dapat ditarik kesimpulan bahwa persaingan antara gulma dengan tanaman yang di budidayakan dalam mengambil unsur-unsur hara dan air dari dalam tanah dan penerimaan cahaya matahari untuk proses fotosintesis, menimbulkan kerugian-kerugian dalam produksi baik kualitas maupun kuantitas. Oleh karena itu diperlukan pengendalian gulma secara efektif dan efisien. Banyak cara dilakukan untuk pengendalian salah satunya secara kimiawi dengan penggunaan herbisida dan secara mekanik dengan penggunaan alat-alat tradisional seperti cangkul, sabit, koret, lalandak dll. Pengendalian gulma secara kimiawi menguntungkan karena cepat dan efektif, terutama untuk areal yang luas. Aplikasi herbisida berkaitan dengan kalibrasi alat semprot yang disebut sebagai sprayer. Sprayer memiliki 3 (tiga) bagian diantaranya: tangki, pompa, pengabut (unit selang dan pelengkap nosel).
postingan yg membantu banget. tpi ada tidak postingan yang mengenai gambar yang menjelaskan bagian-bagian tangki, pompa dan bagian pengabut.??
BalasHapuskurang lengkap membntu
BalasHapus